Pernahkah Anda berpikir mengapa sebuah jembatan tidak ambruk meskipun setiap hari dilintasi ribuan kendaraan dengan bobot berton-ton? Mengapa jembatan tidak roboh walaupun diguncang gempa dahsyat? Jawabannya adalah karena daya tahan jembatan bukan hanya didasarkan pada kekuatan konstruksinya, tetapi juga fleksibilitasnya. Kekuatan dibangun melalui kerangka beton dan baja, sedangkan fleksibilitasnya dibentuk dengan komponen yang disebut bantalan karet jembatan atau elastomeric bearing pad.
Dalam konstruksi jembatan, biasanya elastomeric bearing pad diletakkan di antara bagian-bagian utama (superstruktur) seperti balok beton dan tiang penyangga. Bantalan karet ini berfungsi meredam getaran sekaligus menahan beban vertikal, horizontal dan gerakan rotasi akibat kendaraan yang melintas di atasnya. Bukan hanya itu, elastomeric bearing pad juga menjaga kerusakan jembatan akibat guncangan dan pergeseran karena faktor alam seperti gempa dan hempasan angin.
Tentu saja bantalan karet jembatan harus andal agar berfungsi dengan baik. Oleh karena itu elastomeric bearing pad wajib melewati serangkaian tes sebelum diproduksi massal dan diaplikasikan dalam proyek. Pelaksanaan tes harus mengacu pada SNI 3967:2013 dan beberapa standar lain yang ditetapkan oleh BSN (Badan Standarisasi Nasional).
Jenis pengujian pertama dinamakan tes tekanan atau compression test. Tes tekanan bertujuan untuk mengukur kemampuan bantalan dalam menahan beban vertikal. Bantalan diberi tekanan tertentu kemudian diperiksa apakah mengalami perubahan bentuk dan tetap berfungsi baik.
Pengujian kedua dinamakan uji geser atau shear test yang bertujuan untuk memastikan bantalan dapat mengakomodasi pergeseran karena gerakan pada struktur jembatan. Untuk mengujinya bantalan diberi beban horizontal di bawah tekanan vertikal tertentu dan diperiksa daya tahan terhadap beban tersebut.
Pengujian ketiga adalah tes rotasi atau rotation test. Rotation test dimaksudkan untuk mengukur kemampuan elastomeric bearing pad menerima gaya rotasi tanpa mengalami kerusakan. Bantalan diberi beban vertikal lalu diputar sampai sudut putar tertentu.
Jenis uji keempat disebut sebagai uji elastisitas. Tes ini bertujuan untuk mengukur tingkat elastisitas bahan elastomer dalam menahan beban. Karet bantalan diberi beban secara bertahap dan diperiksa perubahan bentuknya.
Kelima adalah tes penuaan atau aging test. Aging test bertujuan untuk mengukur daya tahan elastomer terhadap penuaan akibat panas, ozon, atau lingkungan ekstrem lainnya. Karet material bantalan dipanaskan dengan suhu tertentu selama waktu tertentu. Setelah itu, properti mekanis seperti kekerasan dan visual karet diuji kembali.
Selain lima tes tadi, elastomeric bearing pad juga melewati beberapa tes lain seperti uji adhesif untuk memastikan daya lekat lembaran karet dengan pelat baja di dalamnya, serta dan uji dimensi untuk memastikandimensi bantalan sesuai dengan spesifikasi desain.
Pengujian harus dilakukan oleh laboratorium yang terakreditasi oleh badan yang berwenang. Produsen dapat menggunakan laboratorium milik sendiri atau memanfaatkan milik lembaga penelitian eksternal seperti Balai Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum, Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan, serta Balai Pusat Penelitian Teknologi Karet.
Samudera Luas Paramacira (SLP) telah memiliki laboratorium sendiri yang secara reguler diakreditasi. Apabila Anda memerlukan informasi mengenai produk elastomeric bearing pad SLP, silakan hubungi 0823-2018-9998.